Tradisi Syawalan

 Syawalan merupakan tradisi Idul Fitri yang dapat kita jumpai di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dikutip dari buku Kuliner Yogyakarta Pantas Dikenang Sepanjang Masa oleh Murdijati Gardjito, upacara Syawalan di Jogja diawali dengan sungkeman. Kemudian Syawalan dilanjutkan dengan jamuan makan kupat luar.

Masyarakat di Pekalongan punya kebiasaan berbeda. Di dalam buku Murdijati Gardjito berjudul Pekalongan Dendam Rindu Riuhnya Sari Bambu, dijelaskan bahwa masyarakat Pekalongan merayakan Syawalan satu minggu setelah Idul Fitri dengan mengadakan pesta syukuran. Salah satu hidangan yang khas dari tradisi ini adalah kue lopis raksasa dan lothekan atau lotis buah muda.

Menurut Dr H Zubaidi MPd dalam bukunya, Pendidikan Islam Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah, tradisi Syawalan memiliki makna yang berarti dalam kehidupan masyarakat Jawa dan juga di dalam Islam.

Secara harfiah, Syawalan adalah acara maaf-memaafkan yang dilakukan pada hari Lebaran. Namun, di balik makna harfiahnya, terdapat filosofi yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan juga ajaran agama Islam.

Filosofi tradisi syawalan :

1. Sikap saling memaafkan

2. Wujud akulturasi budaya Jawa dan Islam

3. Memperkenalkan konsep Ampunan dari Allah SWT

Comments

Popular posts from this blog

GADO-GADO

KULINER SIOMAY